Langsung ke konten utama

Kebiasaan yang Diulang-ulang

Di Tiongkok pada zaman dahulu kala, hidup seorang panglima perang yang terkenal karena memiliki keahlian memanah yang tiada tandingannya. Suatu hari, sang panglima ingin memperlihatkan keahliannya memanah kepada rakyat. Lalu diperintahkan kepada prajurit bawahannya agar menyiapkan papan sasaran serta 100 buah anak panah.

Setelah semuanya siap, kemudian Sang Panglima memasuki lapangan dengan penuh percaya diri, lengkap dengan perangkat memanah di tangannya.

Panglima mulai menarik busur dan melepas satu persatu anak panah itu ke arah sasaran. Rakyat bersorak sorai menyaksikan kehebatan anak panah yang melesat! Sungguh luar biasa! Seratus kali anak panah dilepas, 100 anak panah tepat mengenai sasaran.

Dengan wajah berseri-seri penuh kebanggaan, panglima berucap, "Rakyatku, lihatlah panglimamu! Saat ini, keahlian memanahku tidak ada tandingannya. Bagaimana pendapat kalian?"

Di antara kata-kata pujian yang diucapkan oleh banyak orang, tiba-tiba seorang tua penjual minyak menyelutuk, "Panglima memang hebat ! Tetapi, itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih."

Sontak panglima dan seluruh yang hadir memandang dengan tercengang dan bertanya-tanya, apa maksud perkataan orang tua penjual minyak itu. Tukang minyak menjawab, "Tunggu sebentar!" Sambil beranjak dari tempatnya, dia mengambil sebuah uang koin Tiongkok kuno yang berlubang di tengahnya. Koin itu diletakkan di atas mulut botol guci minyak yang kosong.

Dengan penuh keyakinan, si penjual minyak mengambil gayung penuh berisi minyak, dan kemudian menuangkan dari atas melalui lubang kecil di tengah koin tadi sampai botol guci terisi penuh. Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang mengenai permukaan koin tersebut!

Panglima dan rakyat tercengang. Merela bersorak sorai menyaksikan demonstrasi keahlian si penjual minyak. Dengan penuh kerendahan hati, tukang minyak membungkukkan badan menghormat di hadapan panglima sambil mengucapkan kalimat bijaknya, "Itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih! Kebiasaan yang diulang terus menerus akan melahirkan keahlian.

(Sumber dari Andrie Wongso)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sepenggal Kisah Di Langit Turki

Di dalam sebuah buku hariannya Sultan Murad IV mengisahkan, bahwa suatu malam dia merasakan kekalutan yang sangat, Ia ingin tahu apa penyebabnya. Maka ia memanggil kepala pengawalnya dan memberitahukan apa yang dirasakannya. Sultan berkata kepada kepala pengawal, "Mari kita keluar sejenak". Di antara kebiasaan sang sultan adalah melakukan blusukan dimalam hari dengan cara menyamar. Mereka pun pergi, hingga tibalah mereka disebuah lorong yang sangat sempit. Tiba tiba mereka menemukan seorang laki laki tergeletak di atas tanah. Sang sultan menggerak gerakkan laki laki itu tapi ia telah meninggal, Sang sultan keheranan mengapa orang yang melewatinya hanya mendiamkan saja tanpa mempedulikan lelaki tersebut. Sultan pun memanggil mereka, mereka tak menyadari kalau orang tersebut adalah sultan. Mereka Bertanya "Apa yang kau inginkan?" "Mengapa orang ini meninggal tapi tidak ada satu pun diantara kalian yang mengangkat jenazahnya? Siapa dia...

Awas Efek Wifi bisa Berpengaruh Pada Sel

  Perkembangan teknologi yang semakin meningkat memberikan berbagai kemudahan bagi para penggunanya, salah satunya wifi ( wireless fidelity ). Sebelumnya telah banyak artikel artikel dan penelitian penelitian mengenai wifi terhadap dampak terhadap manusia. Penelitian menunjukkan bahwa konstan mengekspos radiasi RF akan mempengaruhi kesehatan manusia seperti menyebabkan sakit kepala, anemia, kanker dan bahaya kesehatan lainnya. Penelitian sebelumnya mengulas dampak pada sel sperma namun tahukah anda bahwa wifi berdampak pada sel darah??? sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Teknologi Mara Malaysia membuktikan bahwa terdapat dampak yang cukup signifikan terhadap darah. Sampel yang digunakan pada penelitian tersebut menggunakan sampel tikus. Tikus-tikus tersebut digunakan berdasarkan kesamaan karakteristik biologis seperti DNA dan protein sebagai dibandingkan dengan manusia dimana sampel tersebut dipaparkan dengan radio frekuensi atau RF dan sebagainya tidak di...

JULAIBEB, Si Buruk Rupa

        Suatu kali di zaman Rasulullah hiduplah seorang pemuda bernama julaibeb, sosok pemuda ini berperawakan hitam, berambut keriting, pendek dengan kaki pincang bahakan rupanya lebih buruk dari yang terburuk. Pemuda ini bekerja sebagai tukang sapu masjid di zaman Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam. Di zaman itu kekurangan fisik bukanah aib asalkan memiliki keterampilan yang lainnya namun merupakan aib yang sangat hina jika seseorang tidak memiliki nasab atau ayah, dan hal tersebut terjadi pada julaibeb.    Suatu kali ketika selesai solat berjamaah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam datang kepada beliau dan bertanya, "Kapan engkau menikah??", julaibeb hanya tersenyum dan menjawab, "Ya Rasulullah, siapa orang yang mau menikah dengan saya yang memiliki banyak kekurangan. Keesokan harinya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam menanyakan hal yang sama namun jawaban julaibeb pun tetap sama.         ...