Pada suatu hari ada seorang laki laki yang kaya dan dermawan, orang tersebut selalu memberikan sumbangan kepada pembangunan masjid, panti asuhan, dan organisasi sosial seperti dia tidak takut kehilangan harta yang telah dimilikinya. Suatu saat ada beberapa seorang yang bertanya kepada orang dermawan tersebut, mereka bertanya, "Pak, kami ingin bertanya, bagamana sih caranya agar tidak mencintai harta seperti bapak?", "wah nak salah jika anda bertanya kepada saya, saya adalah orang yang sangat mencintai harta bahkan sampai saya sendiri takut kehilanngan harta saya sendiri", jawab bapak tersebut. Para pemuda pun kaget, " Wah kami tidak melihat bapak demikian, bapak seoalah olah membuang harta seperti membuang air", tegas pemuda tersebut. "Benar kok, saya itu sangat mencintai harta saya, saya bukan memberikan harta kepada orang, tapi saya hanya menitipkannya saja", sangkal bapak itu. Para pemuda pun saling menatap antara satu dengan yang lain sambil berfikir seolah mereka tetap tidak percaya apa yang diungkapan bapak tersebut. "Saya menitipkan kepada mereka supaya nanti diakhirat bisa dikembalikan kepada saya lagi, jadi saya tidak kehilangan harta di dunia atau pun di akhirat". jelas bapak dermawan tersebut.
Cerita dia atas merupakan analogi yang sederhana mengenai bersedekah namun sangat cinta terhadap hartanya. Manusawi jika seseorang takut untuk miskin, melarat dan terhina, namun tidak manusiawi jika seseorang hanya menimbun hartanya sendiri untuk kepentingan pribadi.
Cerita dia atas merupakan analogi yang sederhana mengenai bersedekah namun sangat cinta terhadap hartanya. Manusawi jika seseorang takut untuk miskin, melarat dan terhina, namun tidak manusiawi jika seseorang hanya menimbun hartanya sendiri untuk kepentingan pribadi.
أنفقي أَوِ انْفَحِي ، أَوْ انْضَحِي ، وَلاَ تُحصي فَيُحْصِي اللهُ عَلَيْكِ ، وَلاَ تُوعي فَيُوعي اللهُ عَلَيْكِ
“Infaqkanlah hartamu. Janganlah engkau menghitung-hitungnya (menyimpan tanpa mau mensedekahkan). Jika tidak, maka Allah akan menghilangkan barokah rizki tersebut. Janganlah menghalangi anugerah Allah untukmu. Jika tidak, maka Allah akan menahan anugerah dan kemurahan untukmu.” (HR. Bukhari no. 1433 dan Muslim no. 1029, 88)
Komentar
Posting Komentar